Minggu, 01 Maret 2009

Sekilas Jawa Barat

Tuhan mencipta Jawa Barat sambil tersenyum. Di wilayah yang paling dekat dengan ibukota negara DKI Jakarta, tanah subur terhampar luas batas wilayahnya. Keanekaragaman hayati di sini, adalah pertanda bahwa Jawa Barat merupakan kawasan subur di Nusantara. Jawa Barat merupakan ekspresi kasih sayang Tuhan yang tak pernah henti. Disini, di wilayah ini sumberdaya air sebagai sarana kehidupan manusia melimpah. Curah hujannya tinggi, daerah aliran sungai nya banyak. Belum lagi danau dan situnya, karenanya cadangan air di daerah ini sangat tinggi. Selebihnya Jawa Barat memiliki potensi sumberdaya hutan, komposisi wilayah yang satu dengan lainnya saling memperkuat dan melengkapi.
Alam yang subur dan karib, mempengaruhi peradaban masyarakat Jawa Barat, yang berpenduduk asli Sunda, berbahasa daerah Sunda, dengan prilaku sosial yang dilandasi falsafah silih asuh, silih asih, silih asah. Suatu filosofi yang mengajarkan manusia untuk saling mengasuh, yang dilandasi sikap saling mengasihi dan saling berbagi pengetahuan (serta pengalaman), suatu konsep kehidupan demokratis yang berakar pada kesadaran dan keluhuran akal budi.

Masyarakat Sunda, karib dengan alam lingkungannya, selain dengan manusia sesamanya. Karenanya, mereka pun karib dengan Tuhan yang menciptakan alam semesta tempat mereka berkehidupan. Suatu rentang interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan (Triangle of Life). Hal ini tampak dari bagaimana masyarakat Jawa Barat, khususnya di pedesaan dalam memelihara kelestarian alam dan lingkungannya. Dari daerah Jawa Barat, banyak muncul anggota masyarakat yang atas inisiatif dan kesadarannya sendiri memelihara lingkungan alamnya. Mereka kemudian dikenal sebagai pahlawan-pahlawan lingkungan hidup dan dihargai secara nasional.
Masyarakat Jawa Barat, relatif dikenal pula sebagai masyarakat yang agamis dan relijius. Masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai yang diajarkan oleh agama yang dianut penduduknya yakni agama Islam sebagai agama yang memiliki jumlah penganut terbesar, kemudian agama Kristen ( Katholik & Protestan ), Hindu, Budha dan lainnya. Kendati demikian dalam proses pengalaman kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Barat relatif terbuka dalam berinteraksi dengan nilai-nilai baru yang cenderung bersifat sekuler. Suatu proses interaksi dinamis yang dalam banyak hal masih mampu berjalan harmonis.

Keterbukaan orang Sunda dalam menerima perubahan dan pembaruan nilai-nilai dasar kehidupan, keberanian orang Sunda berinteraksi dengan perubahan budaya dunia sesuai dengan perubahan jaman, memungkinkan mereka menerima realitas kehidupan, untuk berkomunikasi dan menyikapi transformasi nilai sosial dan budaya. Secara aktif. Termasuk dalam melihat dan menerima kenyataan berlangsungnya akulturasi dan kompetisi global di dalam kehidupan mereka.

Filosofi hidup sedemikian rupa, memungkinkan masyarakat Jawa Barat yang kini sangat terbuka hidup secara dinamis, sebagai bagian dari keseluruhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di daerah ini, berkembangnya pusat-pusat pengembangan sosial budaya, mulai dari gedung kesenian dan pusat pemberdayaan kreativitas masyarakat, balai budaya, gelanggang generasi muda, panti sosial, museum dan lainya.
Sebagai suatu masyarakat yang terbuka, masyarkat Jawa Barat tidak menolak kehadiran penduduk dari luar untuk hidup saling menghargai, dilandasi sikap hidup “ di mana langit dijunjung, di situ bumi dipijak”. Keterbukaan sikap masyarakat Jawa barat ini mendorong peningkatan imigrasi.

Hal itu, menyebabkan penduduk Jawa Barat kini kian heterogen sehingga menimbulkan akulturasi positif dan turut berperan dalam pembentukan sumberdaya manusia yang unggul, mandiri, berdaya juang tinggi, kreatif inovatif dan kompetitif. Kendati demikian, dibandingkan dengan propinsi lain, masyarakat Jawa Barat yang sedemikian heterogen masih mampu mempertahankan stabilitas keamanan serta mampu menjaga suasana kondusif, sehingga memberikan kontribusi yang bermakna bagi stabilitas nasional, mengingat posisinya sebagai daerah yang berbatasan langsung dan menyangga ibukota negara.

Setiap kali terjadi perubahan nasional di berbagai lapangan kehidupan, Jawa Barat memainkan peran yang tidak kecil. Termasuk dalam proses demokratisasi yang kini tengah berlangsung sangat cepat. Jawa Barat mapu melaksanakan pemilihan umum secara aman, demokratis, jujur dan adil. Pembentukan lembaga perwakilan rakyat (DPRD : dewan Perwakilan Rakyat daerah) serta pemilihan Kepala daerah (Bupati dan walikota) di seluruh Kabupaten dan Kota berlangsung aman dan lancar, kendati aktivitas politik masyarakat berlangsung sedemikian cepat.
Kesemua itu dimungkinkan oleh masih kuatnya komitmen masyarakat Sunda penduduk asli yang tinggal di sebagian terbesar wilayah Jawa Barat terhadap tatanan kehidupan yang senantiasa mengedepankan harmoni. Sesuai dengan prinsip hidup : herang caina beunang laukna yang bermakna : menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru, atau prinsip alaing menguntungkan : win win solution. Suatu sikap nilai yang dilandasi oleh ekspresi komitmen budaya masyarakat Sunda untuk senantiasa teguh berpegang pada nilai kearifan, sebagaimana tercermin dari sikap ulah tunggut kalinduan, ulah gedag kaanginan, yang bermakna : konsisten dan konsekuen terhadap kebenaran serta mapu mengharmoniskan hati nurani dan rasionalitas sebagaimana tercermin dalam sikap sing katepi ku ati sing kahontal ku akal. Sikap yang sesungguhnya mendidik orang Sunda untuk menetapkan sesuatu lebih dahulu ke dalam pikiran secara seksama, sebelum melakukan tindakan.

Kesuburan lahan Jawa Barat mengakrabkan penduduknya dengan pertanian. Pada masanya Jawa Barat dikenal sebagai lumbung pangan nasional. Kendati demikian perkembangan glbalisasi, tingginya mobilitas sosial dan dinamisnya pola migrasi penduduknya secara terbuka telah mengalirkan nilai-nilai kehidupan global yang memungkinkan tumbuh berkembangnya industri jasa, industri manufaktur, industri pariwisata, industri transportasi (terutama industri pesawat terbang nasional), dan industri lainnya di Jawa Barat.
Kesuburan lahan di Jawa Barat, selain ditandai oleh potensi sumberdaya airnya yang melimpah, juga oleh lahan pertanian dan hutan yang memadai dan teruis menerus mampu diperbaharui serta sumberdaya pesisir dan laut. Sumberdaya hutannya memiliki fungsi ekologis dan ekonomis, hutan di Jawa Barat telah menghasilkan produk utama kayu dan beberapa produk sampingan lainnya. Secara ekologis ditandai dengan peningkatan fungsinya sebagai kawasan lindung dan konservasi. Sementara itu, kawasan pesisir dan laut merupakan sumberdaya alam yang menyimpan poteni perikanan dan berbagai ekosistem seperti hutan mangrove dan terumbu karang. Potensi perikanan merupakan peluang ekonomi yang masih sangat besar untuk dibudidayakan juga menberikan peluang besar untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata yang menjanjikan harapan.

Sebagai wilayah yang ideal untuk bertempat tinggal dan berusaha, Jawa Barat telah memainkan peran penting secara nasional. Hal itu ditandai oleh kenyataan bahwa sebagian besar infrastruktur industri dan perdagangan nasional berada di Jawa Barat sudah mencapai 18.000 Ha, dilengkapi dengan jaringan jalan tol, fasilitas perbankan, serta instalasi listrik dan telekomunikasi. Kesemua itu dilengkapi dengan pendukung lainnya, yaitu : tersedianya konsepsi dasar tata ruang daerah sebagai acuan pembangunan, yang secara kuantitas lebih tinggi dibanding dengan propinsi lain di Indonesia. Juga kualitas sumberdaya manusia dan aparatur pemerintah daerah yang lebih baik. Di samping itu jaminan keamanan memungkingkan Jawa barat sebagai daerah yang kondusif untuk berbisnis. Keamanan di Jawa Barat dapat dikondisikan dengan baik, karena di daerah ini banyak terdapat instalasi militer strategis yang memungkinkan pengamanan intebsif terhadap Jawa Barat secara keseluruhan. Lebih dari itu masyarakat Jawa Barat memiliki komitmen besar untuk menegakkan supremasi hukum. Hal ini merupakan modal dasar yang penting, terutama untu menjamin kepastian hukum dalam melaksanakan usaha. Memang kualitas penegakan hukum di Jawa Barat relatif sama dengan lainnya di Indonesia, karena sistem hukum berlaku secara nasional. Meski selama lima tahun terakhir kinerja penegakan hukum masih belum mampu memenuhi rasa keadilan masyarakat, upaya untuk memperbaiki dan menyempurnakan penegakan hukum tersebut kian terasa besar. Masih relatif kurang memadainya penegakan hukum antara lain disebabkan oleh kelemahan mendasar yakni terlampau kuatnya dominasi kekuasaan di masa lalu. Kondisi demikian menyebabkan kadang-kadang hukum dikalahkan oleh kekuasaan. Selaras dengan hal itu, pemerintah propinsi Jawa barat sedang melakukan upaya keras menyelenggarakan manajemen pemerintahan yang bebas nepotisme, kolusi dan korupsi, sejalan dengan berkembangnya semangat transparansi dan tumbuhnya masyarakat madaniyah (civil sociates).

Selama ini pembangunan di Jawa Barat menampakkan keberhasilan. Terutama bila dilihat dari Indeks pembangunan Manusia, sebagai indikator keberhasilan pembangunan secara makro. Indikator itu ditentukan oleh tiga komponen kinerja pembangunan manusia, yaitu : Pendidikan, Kesehatan dan daya beli masyarakat. Pada sisi lain Jawa Barat juga dikatakan sebagai daerah yang memiliki kesadaran untuk mengembangkan potensi budayanya sebagai bagian dari pengembangan kebudayaan nasional.
Upaya menumbuhkan minat masyarakat mengangkat nilai-nilai budaya daerah yang luhur, mampu menyerap dan menyaring nilai-nilai budaya luar budaya global yang positif serta melakukan pembaruan terhadap nilai-nilai budaya lokal. Pengembangan budaya itu juga dimaksudkan untuk melakukan seleksi dan mencegah sikap feodal kedaerahan yang mempersempit wawasan kebudayaan nasional. Upaya demikian pada akhirnya ditujukan kepada tercapainya suatu kondisi budaya masyarakat yang dewasa dalam menyikapi perubahan dan pembaruan nilai-nilai masyarakat sehari-hari.

Saat ini, Jawa Barat sedang melaksanakan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab. Sebagai daerah otonom propinsi, Propinsi Jawa Barat memiliki kewenangan dalam pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten/kota serta kewenangan dekonsentrasi dan kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota. Jawa barat sedang tumbuh dn berkembang, memperkuat posisi dan konstelasinya dalam percaturan kehidupan dan pembangunan di masa depan. Beragam langkah sedang dan akan ditempuh Propinsi Jawa barat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui pengembangan potensi sumberdaya manusia yang mampu mengolah sumberdaya alam secara bijaksana dan bertanggungjawab. Termasuk pengembangan potensi bisnis masyarakat di berbagai lapisan. Mulai dari koperasi, usaha kecil dan menengah (small and medium enterprise) melalui pengembangan kemitraan dengan pengusaha besar, sampai kepada perluasan kesempatan melakukan investasi di berbagai bidang. Terutama agribisnis, kelautan, industri manufaktur, industri jasa, industri pariwisata dan pengembangan kualitas sumberdaya manusia.

Sumber : Buku "Pesona dan Peluang Jawa Barat" - Bapeda Propinsi Jawa Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar